BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Perkembangan dunia usaha semakin berkembang
pesat, dengan teknologi yang semakin canggih sudah banyak digunakan untuk
mendukung semua kegiatan perusahaan untuk tercapainya tujuan perusahaan yang
telah ditetapkan. Dalam usaha untuk mencapai tujuannya, maka setiap perusahaan
akan berusaha untuk meningkatkan efektivitas maupun efisiensi kerja. Untuk
mengkoordinasikan kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan, maka perusahaan
akan mempersiapkan strategi-strategi sebagai arahan didalam mencapai tujuan.
Untuk memastikan bahwa perusahaan melaksanakan strateginya secara efektif dan
efisien, manajemen melakukan suatu proses yang disebut dengan pengendalian.
Salah satu bentuk pengendalian adalah dengan
memperhatikan masalah operasional dengan anggaran keuangan sebagai pedukung
kegiatan dengan melakukan penyususan rencana aggaran pada waktu yang lebih
awal, melalui pembentukan pusat-pusat pertanggungjawaban, serta laporan
anggaran dan realisasinya dari setiap pusat pertanggungjawaban untuk dapat
menentukan prestasi pusat pertanggungjawaban.
Maka dalam hal ini
Peran penting Penggunaan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban dalam
penyusunan anggaran sangatlah penting dalam sebuah Organisasi atau Perusahaan.
1.2. Rumusan
Masalah
Penggunaan
Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Dalam Penyusunan anggaran merupakan bagian yang harus dijalankan, untuk
pengendalian biaya dan menilai pencapaian target.
Berdasarkan latar belakang tersebut yang
menjadi pokok permasalahan makalah ini adalah:
1.
Definisi, Karakteristik Dan Fungsi Anggaran;
2.
Kedudukan Anggaran Dalam Perencanaan
Menyeluruh Perusahaan;
3.
Organisasi Penyusunan Anggaran;
4.
Penyusunan Anggaran Aspek Teknis Dan Aspek
Perilaku.
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan
masalah di atas maka tujuan Utama dari makalah ini adalah Untuk mengetahui lebih lanjut tentang
Penggunaan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penyusunan Anggaran
selain dari itu tujuan makalah ini juga sebagai penyelesaian tugas dan bahan
diskusi Kelompok 6 dalam Mata kuliah Akuntansi Manajemen.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN
Dalam
pengelolaan perusahaan,manajemen menetapkan tujuan (Goals) dan sasaran (Objectives)
dan kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran
tersebut.
2.2. DEVINISI ANGGARAN
Anggaran merupakan
suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam
satuan moneter standar dan satuan ukuran lain yang mencakup jangka waktu satu
tahun. anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun
berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam proses
penyusunan program.
Mengapa perusahaan menyusun anggaran??
Penyusunan anggaran
dimaksudkan untuk memberikan jaminan pencapaian blue print tentang program
jangka panjang, yang mencakup pangsa pasar, produk dan teknologi produksi,
kepegawaian, keuangan, citra perusahaan, system informasi manajemen.
Proses penyusunan
anggaran merupakan proses penyusunan rencana kerja jangka pendek, yang dalam
perusahaan berorientasi laba,pemilihan rencana kerja didasarkan atas dampak
rencana kerja tersebut terhadap laba.
2.3. KARAKTERISTIK ANGGARAN
Anggaran mempunyai Karakteristik
sebagai berikut :
1.
Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan
satuan selain keuangan;
2.
Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu
tahun;
3.
Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan
manajemen;
4.
Usulan anggaran ditelaah dan disetujui
oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran;
5.
Sekali disetujui, anggaran hanyan dapat
diubah dibawah kondisi tersebut;
6.
Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya
dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.
2.3.1. Satuan yang digunakan untuk menyatakan
anggaran
Anggaran berisi
kuantitatif keuangan rencana kerja untuk mencapai sasaran jangka pendek
perusahaan. Oleh karenaitu Departemen Pemasaran berisi kuantitas produk yang
akan di jual (dinyatakan dalam kilogram) atau (sale forecast dinyatakan
dalam unit produk yang dijual) sementara harga jual (dinyatakan dalam rupiah).
2.3.2. Jangka waktu anggaran
Meskipun satu
tahun 12 bulan biasanya merupakan jangka waktu yang dicakup oleh angaran,
anggaran jangka pendek biasanya dicakup 3 sampai 6 bulan tergantung sifat
bisnis perusahaan.
Jangka waktu
anggaran harus memenuhi syarat berikut ini
:
a.
Jangka waktu anggaran harus dibagi kedalam jangka waktu
bulanan;
b.
Jangka waktu anggaran harus cukup untuk menyelesaikan
produksi produk;
c.
Jangka waktu anggaran harus mencakup satu siklus musim
untk bisnis yan bersifat musiman;
d.
Jangka waktu anggaran harus cukup panjang untuk
memungkinkan pembelamjaan produksi di muka sebelum kebutuhan nyata;
e.
Jangka waktu anggaran harus sesuai dengan periode
akuntansi keuangan untuk memungkinkan perbandingan antara hasil sesungguhnya
dengan hasil yang dianggarkan.
2.3.3. Komitmen manajemen
Perbedaan yang
mencolok antara anggaran dengan prakiraan adalah adanya komitmen manajemen
dalam anggaran. Proses penyusunan angaaran pada dasarnya merupakan proses
penetapan peran (role setting) yang setiap manajer dalam jenjang organisasi
diberi peran tertentu untuk melaksanakan kegiatan dalam pencapaian sasaran yang
ditetapkan dalam anggaran. Untuk memungkinkan para manajer melaksanakan peran
mereka , setiap manajer memerlukan alokasi sumber daya ( sumber daya
manusia,modal,uang).
Dengan demikian
proses penyusunan anggaran yang berhasil adalah yang dapat menjadikan setiap
manajer dalam organisasi perusahaan memiliki persepsi yang jelas mengenai peran
mereka masing-masing dalam mencapai sasaran anggaran. Persepsi yang jelas
mengenai peran manajer dalam mencapai sasaran anggaran hanya dapat berwujud
jika dua syarat berikut ini dipenuhi:
1.
Sasaran anggaran diterima dengan jelas oleh manajer
yang bertangung jawab untuk mencapainya
2.
Manajer yang diberi peran untuk mencapai sasaran
anggaran diberi alokasi sumber daya yang memadai untuk mencapai sasaran
anggaran.
2.3.4. Review dan persetujuan anggaran
Perbedaan lain
antara anggaran dan prakiraan adalah tidak adanya proses penelaahan dan persetujuan
dalam penyusunan prakiraan. Prakiraan ditujukan untuk memperkirakan apa yang
terjadi dimasa yang akan dating berdasarkan berbagai asumsi kondisi tertentu.
Penyusunan
anggaran memerlukan tahap sebagai berikut
:
1.
Penetapan sasaran oleh menejer atas;
2.
Pengajuan usulan aktivitas dan taksiran sumber daya
yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktvitas tersebut oleh menejer bawah;
3.
Refiew oleh menejer atas terhadap usulan anggaran yang
oleh menejer bawah;
4.
Persetujuan oleh menejer atas atas usulan anggaran yang
diajukan oleh menejer bawah.
2.3.5. Perubahan anggaran
Karena anggaran
berisi komitmen manajer penyusun anggaran,maka anggaran merupakan tolok ukur
terbaik kinerja manajer. Oleh karena itu,tidaklah mudah melakukan revisi
anggaran,selama kondisi yang dipakai sebagai dasar penyusunannya tidak
mengalami perubahan yang signifikan. Jika anggaran seringkali direvisi,anggaran
tidak dapat lagi dipakai sebagai tolak ukur kinerja manajer.
2.3.6. Analisis penyimpangan
Pelaksanaan
anggaran berupa berbagai aktivitas yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran
anggaran. dalam pelaksanaan aktivitas tersebut dikonsumsi berbagai sumber daya
yang diukur dengan menggunakan informasi akuntansi.
2.4. FUNGSI ANGGARAN
1.
Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan
rencana kerja;
2.
Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang
akan dilaksanakan perusahaan dimasa yang akan datang;
3.
Angggaran berfungsi sebagai alat komunikasi
intern yang menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan yang
menghubungkan manajer bawah dan manajer atas;
4.
Angggaran berfungsi sebagai tolok ukur yang
dipakai sebagai pembanding hasil operasi sesungguhnya;
5.
Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian;
6.
Anggaran berfungsi sebagai alat untuk
mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan.
2.5. KEDUDUKAN ANGGARAN DALAM PERENCANAAN
MENYELURUH PERUSAHAAN
2.5.1. Penetapan Filosofi dan Misi
Filosofi adalah
seperangkat keyakinan dasar (basic beliefs) yang menjadi parameter bagi
perusahaanan karyawannya. Filosofi merupakan apa yang sebaiknya dikerjakan dan
apa yang sebaiknya tidak dikerjakan oleh perusahaan.
Contoh:
·
Intregritas
·
Manajemen
·
Perencanaan
·
Konsumen
·
Karyawan
·
Laba
·
Pertumbuhan
·
Lingkungan
·
Pemasok
Misi(mission)
adalah fokus utama bisnis perusahaan yang memberikan jawaban atas pertanyaan.
2.5.2. Penetapan tujuan (goal) dan Strategi
Tujuan adalah akhir sebuah kegiatan,
hasil yang dicapai. Bagi perusahaan secara keseluruhan, tujuan memberikan
jawaban atas pertanyaan. Strategi
adalah metode atau rangkaian kegiatan untuk menghadapi pesaing. Strategi dapat
bersifat proaktif dan reaktif. Strategi memberikan jawaban atas pertanyaan.
2.5.3. Penyusunan Program
Penyusunan
program merupakan proses pengambilan keputusan mengenai program-progran yang
akan dilaksanakan oleh perusahan dan taksiran jumlah sumber daya yang akan
dialokasikan kepada setiap program tersebut.
2.5.4. Penyusunan Anggaran
Anggaran adalah
suatu rencana kegiatan yang dinyatakan selain kuantitatif, biasanya dalam
satuan uang,yang berjangka waktu tertentu, biasanya satu tahun.
2.6. ORGANISASI PENYUSUNAN ANGGARAN
2.6.1. Komite Anggaran
Komite anggaran terdiri dari :
a.
Direktur utama sebagai ketua merangkap anggota
komite;
b.
Direktur pemasaran sebagai anggota;
c.
Direktur produksi sebagai anggota;
d.
Direktur keuangan sebagai anggota;
e.
Manajer departemen keuangan sebagai sekretaris
komite.
Tugas komite adalah :
a.
Merumuskan sasaran anggaran dan kebijakan pokok
perusahaan untuk tahun anggaran;
b.
Menyampaikan informasi mengenai tujuan dan kebijakan
pokok tersebut kepada para manajer pusat pertanggung jawaban;
c.
Menelaah rancangan anggaran yang diajukan oleh para
manajer pusat pertanggung jawaban;
d.
Melakukan negoisasi dengan para manajer pusat
pertanggung jawaban mengenai rancangan anggaran yang mereka ajukan;
e.
Mengajukan rancangan anggaran perusahaan secara
keseluruhan kepada dewan komisaris dan rapt umum pemegang saham (RUPS);
f.
Menelaah anggaran yang telah disetujui oleh dewan
komisaris dan RUPS;
g.
Melakukan negoisasi dengan para manajer dipusat
pertanggungjawaban mengenai anggaran yang telah di sahkan oleh RUPS;
h.
Melakukan revisi anggaran , sesuai dengan kebijakan
rapat umum pemegang saham.
2.6.2. Departemen Angaran
Fungsi ini dipegang oleh departemen
anggaran dan rincian fungsinya adalah sebagai berikut:
1.
Menerbitkan prosedur dan formulir untuk
penyiapan rancangan anggaran setiap pusat pertanggungjawaban dalam perusahaan;
2.
Mengkoordinasi dan menerbitkan asumsi-asumsi
yang dipakai sebagai dasar penyusunan rancangan anggaran perusahaan;
3.
Membantu setiap manajer pusat pertanggungjawaban
dalam menyusun rancangan anggaran pusat pertanggunjawaban;
4.
Mengolah rancangan anggaran pusat
pertanggungjawaban menjadi rancangan anggaran induk (master budget);
5.
Menganalisis rancangan anggaran dan memberikan
rekomendasi kepada komite anggaran;
6.
Menganalisis realisasi anggaran , menafsirkan
hasil-hasilnya dan membuat laporan ringkas mengenai hasil analisisnya tersebut
kepada direksi;
7.
Mengadministrasikan proses perubahan dan
penyesuaian anggaran perusahaan.
2.7. PENYUSUNAN ANGGARAN - ASPEK TEKNIS
Anggaran induk
terdiri dari 3 komponen: anggaran operasi (operating budget), anggaran modal
(capital budget), dan anggaran keuangan (financial budget). Anggaran operasi
bersangkutan dengan aktivitas untuk menghasilkan laba perusahaan. Anggaran
modal bersangkutan dengan tambahan dan pengurangan aktiva tetap perusahaan,
anggaran modal disusun berdasarkan prakiraan penjualan jangka panjang. Anggaran
keuangan bersangkutan dengan aliran kas masuk dan aliran kas keluar.
2.7.1. Proses penyusunan anggaran induk
Anggaran operasi
terdiri dari laporan rugi laba yang proyeksikan yang dilampiri dengan anggaran
berikut ini: anggaran penjualan, anggaran biaya perpusat pertanggung jawaban
(terdiri dari anggaran biaya produksi, anggaran biaya administrasi dan umum,
dan anggaran biaya pemasaran), anggaran persediaan produk jadi, anggaran harga
pokok penjualan.
Proses penyusunan
anggaran induk perusahaan dilaksanakan melalui tahap-tahap berikut ini:
1.
Komite anggaran menyusun pedoman anggaran (budget
guideline) yang berisi kebijakan pokok perusaan dalam bidang pemasaran,
produksi, sumber daya manusia, keuangan, dan umum;
2.
Penyusunan rancangan anggaran penjualan oleh departemen
pemasaran, berdasarkan kebijakan pokok perusahaan dan prakiraan penjualan
jangka pendek;
3.
Penyusunan rancangan anggaran biaya perpusat
pertanggungjawaban berdasarkan kebijakan pokok perusahaan dan rancangan anggaran
penjualan oleh para manajer pusat pertanggungjawaban. Pusat-pusat
pertanggunjawaban dibagi menjadi menjadi 3 kelompok:
a) Pusat
pertanggungjawaban produksi yabg terdiri dari departemen-departemen dibawah
fungsi pemasaran.
b) Pusat
pertanggungjawaban pemasaran yang tersiri dari departemen-depatemen dibawah
fungsi pemasaran.
c) Pusat
pertanggungjawaban administrasi dan umum yang terdiri dari
departemen-departemen dibawah fungsi keuangan, akuntansi dan umum.
4.
Penyusunan rancangan anggaran persediaan produk jadi
oleh departemen produksi;
5.
Penyusunan rancangan anggaran harga pokok penjualan
oleh departemen anggaran berdasarkan racangan anggaran biaya produksi,
rancangan anggaran persediaan produk jadi, dan rancangan anggaran penjualan;
6.
Penyusunan rancangan laporan rugi laba yang
diproyeksikan berdasarkan rancangan anggaran penjualan, rancangana anggaran
harga pokok penjualan, dan rancangan aggaran biaya pemasaran, rancangan
anggaran biaya administrasi dan umum;
7.
Penyusunan rancangan anggaran modal berdasrkan
prakiraan penjualan jangka panjang;
8.
Penyusunan rancangan anggaran kas berdasarkan rancangan
anggaran penjualan, rancangan biaya perpusat pertanggungjawaban, dan rancangan
anggaran modal;
9.
Penyusunan rancangan neraca yang diproyeksikan
berdasarkan arangcangan anggaran kas dan berbagai asumsi yan lain;
10. Penyusunan
rancangan anggaran modal kerja;
11. Penelaahan
rancangan anggaran biaya pusat pertanggungjawaban oleh komite anggaran;
12. Negosiasi
rancangan anggaran biaya pusat pertanggungjawaban antara para manajer puasat
pertanggungjawaban dengan komite anggaran;
13. Persetujuan
rancangan anggaran biaya pusat pertanggungjawaban oleh komite anggaran;
14. Penyesuaian
rancangan anggaran induk oleh departemen anggaran sebagai akibat dari hasil
proses negisiasi antara para manajer pusat pertanggungjawaban dengan komite
anggaran;
15. Pengajuan
rancangan anggaran induk oleh komite anggaran kepada dewan komisaris dan rapat
umum pemegang saham;
16. Penelaahan
rancangan anggaran induk oleh dewan komisaris dan rapat umum pemegang saham;
17. Pengesahan
rancangan anggaran induk menjadi anggaran induk perusahaan oleh rapat umum
pemegang saham.
2.8. PENYUSUNAN ANGGARAN - ASPEK PERILAKU
Aspek perilaku
dalam penyusunan anggaran bersangkutan dengan perilaku yang dibawa dalam proses
penyusunan anggaran dan perilaku yang timbul sebagai akibat orang mencoba hidup
dengan anggaran. Dalam proses penyusunan anggaran kemungkinan akan timbul
kekwatiran di hati manajer pemasaran mengenai kemungkinan tidak dinaikan nya
batas biaya kebijakan (discretionary costs) untuk departemennya dan ketakutan
seorang manajer yang harus mengatakan bahwa untuk tahun anggaran yang akan
dating tidak aka nada kenaikan gajin dan upah karyawan, serta kecemburuan dalam
hati manajer tertentu kepada manajer lain yang mendapatkan persetujuaan kenaikan
biayanya. Tahap-tahap proses penyendalian amggaran (budgetary control prosess)
2.8.1. Tahap Penetapan Sasaran
Tujuan perusahaan
kemudian dirinci lebih lanjut ke dalam sasaran (goal) dan dibebankan
pencapaiannya kepada manajer tertentu dalam proses penyusunan anggaran. Sasaran
adalah target tertentu yang diarahakan untuk mencapai tujuan.
2.8.2. Tahap Implementasi
Setelah sasaran
ditetapkan dan ditunjukan manajer yang bertanggung jawab atas pencapaian
sasaran tersebut, serta dialokasikan sumber daya kepada manajer yang diberi
peran untuk mencapai sasaran anggaran, fungsi anggaran dalam perusahaan
kemudian mengkonsolidasikannya kedalam suatu anggaran komprensif yang formal
untuk disahkan oleh direksi dan pemegang saham.
Tahap
implementasi anggaran dilaksanakan melalui dua kegiatan penting :
1.
Komunikasi
anggaran
Manajer fungsi anggaran bertanggung
jawab untuk mengkomunikasikananggaran yang telah disahkan kepada para manajer
jenjang menengah dan bawah.
2.
Kerja sama dan koordinasi.
Implementasi anggaran yang berhasil
memerlukan kerja sama orsng yang memiliki berbagai macam keterampilan dan bakat
setiap dimensi rencana yang tercantum dalam anggaran harus dijelaskan secara
hati-hati kepada manajer yang bertanggung jawab atas pelaksanaannya agar
berkembang di ddalam dirinya rasa keterlibatan mereka dan pentingnya mereka
dalam konteks anggaran secara keseluruhan.
2.8.3. Tahap Pengendalian dan Evakuasi Kerja
Sasaran anggaran
tidak akan tercapai tanpa pemantauan secara terus menerus kemajuan karyawan
dalam mencapai sasaran mereka. Dalam tahap pengendalian dan evakuasi kinerja,
kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan standar yang tercantum dalam anggaran,
untuk menunjukan bidang masalah dalam organisasi dan menyarankan tindakan
pembetulan yang memadai bagi kinerja yang berada di bawah standar.
2.8.4. Karakteristik Anggaran yang Baik
Anggaran yang baik memiliki karakteristik berikut ini:
a.
Anggaran
disusun berdasarkan program
Proses manajemen perusahaan dimulai
dengan perencanaan strategic (strategic planning) yang dalamnya terjadi proses
penetapan tujuan perusahaan dan penentuan strategi untuk mencapai tujuan
tersebut. Setelah tujuan perusahaan ditetapkan dan strategi untuk mencapai
tujuan tersebut dipilih proses manajemen perusahaan kemudian diikuti penyusunan
program-program untuk mencapai tujuan perusahaan yang ditetapkan dalam
perencanaan strategic.
Penyusunan program merupakan proses
pengambilan keputusan mengenai program yang akan dilaksanakan perusahaan dan
penaksiran sumber yang dialokasikan kepada setiap program tersebut. Program
merupakan rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan perusahaan yang
ditetapkan dalam perencanaan strategik.
b.
Anggaran
Disusun Berdasarkan Karakteristik Pusat Pertanggung jawaban yang Dibentuk dalam
Organisasi Perusahaan.
Menurut karakteristik masukan dan
keluarannya, pusat pertanggungjawaban dalam 4 golongan: pusat biaya, pusat
pendapatan, pusat laba, pusat investasi.
·
Proses pengendalian pusat biaya kebijakan
dimulai dengan pembuatan anggaran biaya yang disetujui oleh manajemen puncak;
·
Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban
yang manajernya diukurmkinerjanya berdasarkan pendapatannya.
·
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang
manajernya diukur dari tersebut. Oleh karena itu dalam pusat laba, baik masukan
maupun keluarannya diukur dalam satuan rupiah untuk menghitung laba, yang
dipakai sebagai sebagai pebgukur kinerja manajernya.
2.8.5. Anggaran Berfungsi sebagai Alat Perencanaan dan Alat
Pengendalian
Agar proses
penyusunan anggaran dapat menghasilkan anggaran yang dapat berfungsi sebagai
alat pengendalian , proses penyusunan anggaran harus mampu menanamkan “sense of
commitment”dalam diri penyusunnya. Proses penyusunan anggaran yang tidak
berhasil menanamkan “sense commitment” dalam diri penyusunnya berakibat
anggaran yang disusun tidak lebih hanya sebagai alat perencanaan belaka; yang
jika terjadi penyimpangan antara realisasi dari anggarannya, tidak satupun
manajer yang merasa bertanggung jawab.
Untuk
menghasilkan anggaran yang dapat berfungsi sebagai alat perencanaan dan
sekaligus sebagai pengendalian, penyusunan anggaran harus memenuhi syarat
berikut:
a. Partisipasi
dari para manajer pusat pertanggungjawaban dalam proses penyusunan anggaran.
Partisipasi
adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua pihak atau lebih
yang mempunyai dampak masa depan bagi pembuat keputusan tersebut. Partisipasi
dalam penyusunan anggaran berarti keikutsertaan operating managers dalam
memutuskan bersama dengan komite anggaran mengenai rangkaian kegiatan di masa
yang akan dating ditempuh oleh operating managers tersebut dalam pencapaian
sasaran anggaran. Tingkat partisipasi operating managers dalam penyusunan
anggaran akan mendorong moral kerja yang tinggi dan inisiatif para manajer.
b. Organisasi
anggaran
Proses penyusunan anggaran memerlukan
organisasi yang memisahkan fungsi penyusun usulan anggaran, fungsi penelaah
(review) dan pengesah (approval) usulan anggarn, dan fungsi administrasi
anggaran. Komite anggaran yang anggotanya terdiri dari manajemen puncak perlu
dibentuk untuk melaksanakan fungsi review dan approval terhadap rangcangan
anggaran yang diterima dari operating managers.
c.
Penggunaan informasi akuntansi
pertanggungjawaban sebagai alat pengirim peran dalam proses penyusunan anggaran
dan sebagai pengukur kinerja manajer dalam pelaksanaan anggaran.
BAB 3
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
Dari penjelasan
Mengenai materi Penggunaan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penyusunan Anggaran pada makala ini, kami
kelompok Enam Mengambil satu kesimpulan Bahwa Penggunaan Informasi Akuntansi
Pertanggungjawaban Dalam Penyusunan
Anggaran memang sangat penting digunakan dalam
sebuah organisasi atau Perusahaan karena dengan adanya Penggunaan
Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Dalam Penyusunan Anggaran setiap Organisasi atau Perusahaan akan lebih
muda memproses dalam pengaturan anggaran
serta maju dan mundurnya Organisasi atau perusahaan dapat diketahui melalui
Penggunaan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penyusunan Anggaran.
3.2.
SARAN
Sebagai Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Haruslah mempelajari dan memahami lebih dalam mengenai materi Penggunaan
Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Dalam Penyusunan Anggaran karena sebagai mahasiswa yang kelak dikemudian
hari akan menjadi seorang sarjana yang mampu menerapkan Penggunaan Informasi
Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam
Penyusunan Anggaran di dunia ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N. Dan
James S. Reece. Accounting : Text and Cases. 3th. ed. Homewood, Illi
nois : Ricard D. Irwin, Inc., 1989
Arnold, John dan Tony
Hope. Accounting for Decisions, Englewood Cllifts :Prentice/
Hall International, 1983.
Ashton, David,
Trevor Hopper, Robert W. Scapens. Issues In Management
Accounting. New York : Prentice-Hall International, 1991.
Berliner, Carlie dan
James A. Brimson (Eds). Cost Management For Today’s Advanced
Manufakturing : The CAM I Conceptual Design, Boston
: Mass. Havard Business School Press, 1988.
Belkaoui, Ahmed. Cost Accounting : Multidimentional Emphasis. Chicago :
The Dryden Press, 1983.
Biagioni, Louis F. Dan
Joseph A. Lavely. “The Impact Of
Accounting on Managerial
Perpormance” Dalam Reading In Cost
Accounting, Budgeting and Control. Ed. William E. Thomas, Jr. 5th. ed.
Cincinnati : South-Western Publising Co., 1978.
Bourke, P. F. “What
Does It Cost?” Dalam Information
Analysis In Management Accounting. Eds. Donald L. Anderson dan Donald L
Raund. New York : John Wiley & Sons., 1978.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar