Selasa, 22 November 2016

KEWIRAUSAHAAN : Merintis Uesaha Baru

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    LATAR BELAKANG
Menurut Thomas W. Zimmerer, kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis penerapan kreativitas dan keinivasian dalam memenuhi kebutuhan dan peluang pasar.  Wiarausaha adalah orang yang melakukan tindakan tersebut dengan menciptakan suatu gagasan dan merealisasikan gagasan tersebut menjadi kenyataan.
Untuk menjadi seorang wirausaha atau kewirausahaan yang sukses tidak hanya mempunyai keterampilan di bidang usaha tertentu akan tetapi juga mempunyai kemauan dan kemampuan (Jiwa Kewirausahaan). Mampu dalam menangkap ide peluang peluang bisnis dan manajerialnya, cakap untuk bekerja, mengorganisir, kreatif serta mempunyai kemamuan yang kuat untuk konsisten dan tidak mudah menyerah (menyukai tantangan).Tahap memasuki dunia usaha, ada tiga cara untuk memulai atau memasuki dunia usaha atau kewirausahaan yaitu merintis usaha baru, membeli perusahaan yang sudah ada di pasar dan kerja sama manajemen.Wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi resiko.Sebagai pengelola sekaligus pemilik usaha, kita harus memiliki Kecakapan untuk bekerja, mengorganisir, kreatif, dan lebih menyukai tantangan.
Fungsi wirausaha adalah menciptakan nilai barang dan jasa di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru yang berbeda untuk dapat bersaing. (Marzuki Usman, 1977).

1.2.    RUMUSAN MASALAH
1.    Dari mana ide mendirikan usaha baru dapat kita peroleh?
2.    Menggambarkan Langkah-Langkah memasuki Dunia usaha?
3.    Mengenal cara-cara merintis usaha baru dan model pengembangannya?
4.    Apa indikator yang dapat dicapai ketika usaha tersebut dikatakan berhasil?
5.    Apa Saja Faktor Penyebab Kegagalan Usaha?

1.3.    TUJUAN PENULISAN
1.    Untuk mengetahui  ide mendirikan usaha;
2.    Untuk mengetahui langkah-langkah memasuki  dunia usaha;
3.    Untuk mengetahui cara-cara merintis usaha baru dan model pengembangannya;
4.    Untuk mengetahui indikator yang dapat dicapai ketika usaha tersebut dikatakan berhasil;
5.    Untuk mengetahui Apa Faktor-faktor Penyebab Kegagalan Usaha.



















BAB II
PEMBAHASAN

2.1.    IDE MENDIRIKAN USAHA BARU
Banyak yang belum memahami bahwa ide bisnis yang unggul harusnya datang dari diri kita sendiri (apa sebetulnya visi kita kedepan?) dan bisnis yang didasarkan pada siapa diri kita (kelemahan dan kelebihan)?, kemudian bagaimana lokasi usaha yang sesuai (tidak harus selalu strategis)?, serta yang terpenting adalah sesuai modal dan melakukan riset apa yang sedang dicari pasar (peluang bisnis yang lancar)?. Tanpa pendalaman hal-hal tersebut diatas maka kita akan kesulitan memilih sebuah bisnis unggul, kemudian mengambil keputusan bisnis, menetapkan tujuan secara jelas dan segera memulainya.
Beberapa penelitian telah berusaha mencoba untuk menemukan tempat bermulanya ide pendirian bisnis berskala kecil. National  Federation of Independent Business Foundation, menemukan bahwa “pengalaman kerja terdahulu”  menyebabkan 45% ide baru. “Minat pribadi” berjumlah 16% dari total penelitian, dan “munculnya kesempatan” berjumlah 11%.
Longenecker, et. all, (2001) mengungkapkan beberapa sumber ide awal pendirian usaha baru, perusahaan. Sumber ide awal tersebut dapat berasal dari:
1.    Pengalaman Pribadi
Dasar utama ide awal adalah pengalaman pribadi, baik saat bekerja maupun di rumah. Pengetahuan yang didapatkan dari pekerjaan yang terakhir maupun sekarang seringkali membuat seseorang untuk melihat kemungkinan untuk memodifikasi produk yang telah ada, memperbaiki pelayanan, menduplikasi konsep bisnis dalam lokasi berbeda.
2.    Minat
Kadangkala minat tumbuh di luar statusnya sebagai minat dan menjadi bisnis. Misalnya, seorang murid yang suka berolahraga ski mungkin dapat memulai bisnis penyewaan alat-alat ski. Dengan demikian, ia mendapatkan penghasilan dari kegiatan yang dia senangi.
3.    Penemuan Secara Tidak Sengaja
Penemuan secara tidak sengaja melibatkan sesuatu yang disebut serendipitas (kemampuan menemukan sesuatu) atau sejenis kemampuan untuk membuat penemuan yang diinginkan secara tidak sengaja.
4.    Relasi atau Bisnis Keluarga
Ada pepatah bisnis adalah menjaga hubungan dan memperbanyak relasi. Relasi adakalanya kerjasama yang akan memunculkan ide melakukan usaha baik secara bersama maupun mandiri. Jika orang tua melakukan bisnis suka tidak suka, mau tidak mau, anak dan keluarga akan merasakan susah-enaknya berbisnis. Sekali waktu anak dan anggota keluarga akan menemukan ide bisnis yang kadang apabila diterapkan akan berjalan.
5.    Pencarian Ide Dengan Penuh Pertimbangan
Sebuah ide awal dapat muncul dari percobaan yang dilakukan oleh wirausaha untuk menemukan ide baru. Usaha pencarian yang sedemikian rupa dapat berguna karena hal tersebut merangsang kesiapan pikiran, contoh wirausaha yang berpikir serius mengenai ide bisnis baru akan lebih dapat menerima ide baru dari berbagai sumber. Majalah dan tabloid lainnya merupakan sumber yang bagus untuk memperoleh ide awal. Salah satu cara membangkitkan ide awal adalah membaca tentang kreativitas wirausaha lain.

2.2.    LANGKAH-LANGKAH MEMASUKI DUNIA USAHA
Dalam memasuki dunia bisnis, seseorang dituntut untuk tidak hanya memiliki kemampuan tetapi juga ide dan kemauan. Ide dan kemauan itulah yang akan diwujudkan dalam bentuk penciptaan/pembuatan barang dan jasa yang laku di pasar.Langkah-langkah dalam memulai usaha:
1.    Mengenali Peluang Usaha. Seseorang dalam menangkap peluang, antara lain juga bisa dipengaruhi oleh pengetahuan atau informasi yang dimilikinya. Menurut Shane dikemukakan bahwa akses terhadap informasi dipengaruhi oleh pengalaman hidup dan hubungan sosial.
2.    Optimalisasi Potensi Diri. Untuk memulai usaha perlu dilakukan self evaluation atau self assesment, yaitu penilaian atas kemampuan diri sendiri. Caranya ialah dengan menanyakan pada diri sendiri, misalnya: “Sesungguhya saya ini bisa apa ya?”.Dan untuk menunjang keberhasilan seorang wirausaha perlu mengoptimalkan motivasi diri.
3.    Fokus dalam Bidang Usaha. Fokus berarti memusatkan perhatian pada  suatu usaha tertentu yang sudah ditekuninya, yaitu fokus pada produk dan fokus pada biaya rendahnya (efisien dalam pebiayaan),Fokus, berarti pula ia menekuni bidang usahanya sampai ia dikenal oleh pelanggan sebagai satu-satunya yang terbaik di bidang itu,Fokus, juga bisa dimaknai bahwa memulai berwirausaha berawal dari hal-hal yang kecil dan terfokus berdasarkan sumberdaya yang dimilikinya.
4.    Berani Memulai
Untuk memulai berusaha harus ada:
a.    Peluang
b.    Potensi diri
c.    Motivasi yang tinggi
d.    Keberanian memulai

2.3.    CARA-CARA MERINTIS USAHA BARU DAN MODELPENGEMBANGANNYA
Apapun jenis dan bentuk usaha yang akan kita jalani, pastinya mempunyai proses. Proses-proses tersebut adalah:
1.    Ide
Penemuan tidak sengaja dan pencarian ide dengan dasar pertimbangan.Banyak kalangan mencari ide baru dengan melakukan beberapa usaha. Usaha ini dapat dilakukan dengan cara magang pada usaha lain atau dengan cara membaca beberapa tabloid atau majalah untuk dapat mengembangkan pikiran secara serius mengenai ide membuka sebuah usaha baru.Majalah atau tabloid dapat dijadikan sebagai pendukung untuk mencari sumber pertimbangan ide baru.
2.    Modal
Dalam hal ini, modal yang dimaksud bukan saja modal berupa uang, tetapi juga berupa barang, orang (tenaga kerja/skill), dan juga fasilitas. Modal berupa uang atau sumber dana tersebut dapat diperoleh dari kekayaan sendiri, dari badan-badan keuangan (seperti; bank, pegadaian, koperasi), dan juga dari orang-orang yang bersedia menjadi penyandang dana (investor/penanam modal).
3.    Barang dan jasa
Menentukan barang dan jasa yang akan dijadikan sebagai objek bisnis tentunya harus memiliki pasar (dibutuhkan konsumen dan laku di pasaran).
4.    Pasar
Mengamati peluang pasar sebelum menciptakan barang dan jasa (barang dan jasa apa yang sedang banyak diminati oleh konsumen).
5.    Profit
Bila peluang pasar sudah tersedia, maka tinggal memproduksi barang dan jasa yang telah ditentukan sebagai objek bisnis, memasarkannya dan segera mendapatkan keuntungan dari penjualan barang dan jasa yang ditawarkan.
   
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merintis usaha baru, adalah:
1.    Bidang dan Jenis Usaha Yang Akan Dimasuki
Adanya pengenalan jenis usaha, diharapkan dapat memperoleh gambaran secra sederhana sehingga menjamin proses pencapaian tuuan dan sasaran usaha yang telah direncanakan. Secara umum, bidang dan jenis usahanyaadalah;Bidang agraris, yaitu kegiatan usaha yang meliputi: pertanian, perikanan, perkebunan.  Bidang ekstraktif, yaitu kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang pengumpulan hasil alam, seperti pertambangan, penggalian bahan baku dalam bumi dan pengambilan hasil alam.Bidang industri, yaitu kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang pengolahan bahan baku menjadi bahan setengah jadi dan barang jadi, seperti industri makanan, industri kayu dan industri tekstil.

2.    Bentuk Usaha dan kepemilikan yang akan di pilih perusahaan perseorangan (PO)
Bentuk usaha ini paling sederhana dan mudah mengorganisasikannya karena pemiliknya hanya satu orang dan langsung dikelola sendiri.Usaha persekutuan didirikan minimal dua orang secara bersama membangun sebuah usaha dengan menjadi pemilik bersama dari suatu perusahaan, dengan mengumpulkan sejumlah kekayaan. Kekayaan yang dikumpulkan itu dapt berupa dana, tenaga, keahlian dan sarana lain yang dapat menunjang jalannya usaha. Keangotaan persekutuan terdiri dari dua kelompok, yaitu anggota pasif persekutuan dan anggota aktif persekutuan.Anggota pasif persekutuan, kedudukannya dalam usaha ini adalah sebagai peserta yang hanya menyetorkan modal saja.

3.    Tempat Usaha yang Akan Dipilih
Para pengelola usaha sangat berkepentingan dalam mencari tempat usaha yang strategis. Perusahaan yang akan didirikan sudah barang tentu di tempat yang sangat potensial (strategis). Tempat usaha harus berdekatan dengan tempat konsumen, agar dapat menjamin penyerahan .Barang yang mudah dan cepat .Tempat usaha yang strategis adalah tempat atau letak perusahaan melakukan aktivitas berikut pemasarannya, serta penjualan barang dagangan yang dapat memberikan keuntungan besar.Selain itu, tempat usaha yang strategis juga memiliki berbagai fasilitas, seperti; tempat parkir yang luas, transportasi yang mudah dijangkau dan lancar.

4.    Organisasi Usaha yang Akan Dipilih
Menurut George R. Terry, organisasi adalah mengalokasikan seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan antara kelompok kerja dan menetapkan wewenang serta tanggungjawab masing-masing individu yang bertanggungjawab untuk setiap komponen.

2.4.    MERINTIS USAHA BARU (STARTING)
Merintis Usaha Baru (starting), yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide, organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri.Ada tiga bentuk usaha baru yang dapat dirintis:
1.    Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), yaitu bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang,
2.    Persekutuan (partnership), yaitu suatu kerja sama (asosiasi) dua orang atau lebih yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama, dan
3.    Kerja sama manajemen (franchising), yaitu suatu kerja sama antara entrepreneur (franchisee) dengan perusahaan besar(franchisor/parent company) dalam mengadakan persetujuan jual-beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha.Kerja sama ini biasanya dengan dukungan awal seperti pemilihan tempat, rencana bangunan, pembelian peralatan, pola arus kerja, pemilihan karyawan, advertensi, pembukuan, pencatatan dan akuntansi, konsultasi, standar, promosi, pengendalian kualitas, riset, nasihat hukum, dan sumber-sumber permodalan.

a.    Hambatan-Hambatan Dalam Memasuki Industri
Menurut Peggy Lambing (2000:95) ada beberapa hambatan untuk memasuki industri baru, yaitu:
1.    Sikap dan kebiasaan pelanggan. Loyalitas pelanggan kepada perusahaan baru masih kurang. Sebaliknya perusahaan yang sudah ada justru lebih bertahan karena telah lama mengetahui sikap dan kebiasaan pelanggan.
2.    Biaya perubahan (switching cost), yaitu biaya-biaya yang diperlukan untuk pelatihan kembali para karyawan, dan penggantian alat serta sistem yang lama.
3.    Respons dari pesaing yang ada yang secara agresif akan mempertahankan pangsa pasar yang ada.

b.    Paten, Merek Dagang, dan Hak Cipta
Paten, merek dagang, dan hak cipta sangat penting bagi perusahaan terutama untuk melindungi penemuan-penemuan, identitas dan nama perusahaan, serta keorisinilan produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Patenadalah suatu pengakuan dari lembaga yang berwewenang atas penemuan produk yang diberi kewenangan untuk membuat, menggunakan dan menjual penemuannya selama paten tersebut masih dalam jaminan.Merek dagang (brand nema) merupakan istilah khusus dalam perdagangan atau perusahaan. Hak cipta (Copyright) adalah suatu hak istimewa guna melindungi pencipta dari keorisinilan ciptaannya.

c.    Tantangan Memulai Usaha Baru
Alasan wirausahawan merintis usaha baru sangat beragam. Koratko & Hodgetts (2007) mengungkapkan, salah satu studi menemukan bahwa ada tujuh alasan seorang wirausaha melakukan usaha baru:
•    Kebutuhan akan pengakuan diri
•    Kebutuhan untuk kebebasan
•    Kebutuhan pengembangan diri dan kepribadian
•    Keamanan dan pengembangan asset (philanthropic)
•    Persepsi kemakmuran (perception of wealth)
•    Pengurangan pajak
•    Mengikuti mental model.
Dalam merintis usaha baru dibutuhkan komitmen tinggi, waktu, tenaga dan biaya.Evaluasi terhadap internal dan eksternal sangat menentukan keberhasilan usaha baru. Beberapa elemen yang mempengaruhi kinerja usaha baru (new star-up venture) adalah:
    Karakteristik wirausahawan
    Proses pendirian
    Lingkungan
    Karakteritik jenis usaha
Sesuatu yang sangat kritis dalam memulai usaha adalah melakukan penilaian dalam beberapa hal, karena menyangkut risiko yang harus ditanggung.(hasil penelitian: Dr. Zahroh Naimah, SE., Ak., M.Si.Fakultas Ekonomi & Bisnis / Departemen Akuntansi).Sesuatu yang sangat kritis dalam memulai usaha adalah melakukan penilaian dalam beberapa hal, karena menyangkut risiko yang harus ditanggung.

2.5.    CARA PENGEMBANGAN USAHA
Menurut hasil studi yang dilakukan oleh John Eggers dan Kim Leahy mengidentifikasi enam (6) tahapan pengembangan bisnis, yaitu tahapan konsepsi (conception), survival, stabilitas, orientasi pertumbuhan, pertumbuhan yang cepat, dan kematangan.Menurut Lambing (2000:43) ada dua keterampilan yang sangat diperlukan oleh pemilik perusahaan dalam rangka pengembangan perusahaan, yaitu manajemen personal dan manajemen keuangan.
Banyak konsep yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi dan manajemen modern tentang cara meraih keberhasilan usaha dalam mempertahankan eksistensinya secara dinamis. Dalam berbagai konsep strategi bersaing dikemukakan bahwa keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung pada kemampuan internal. Secara internal, perusahaan perlu memiliki kompetensi khusus (core competency) yang dicari dari integrasi fungsional (design school) (Mintzberg, 1990) atau dari kemampuan internal (resurce-based theory) (Pandian, 1992), atau dari “core competency” (D’Aveni, 1994), atau dari “strategic intent” (Gary Hamel, 1994:129), atau ada yang lebih popular dari tantangan eksternal “dynamic theory” (Porter, 1980).
Dalam teori persaingan Porter dikemukakan bahwa untuk menciptakan daya saing khusus, perusahaan harus menciptakan keunggulan melalui strategi generik (generic strategic), yaitu strategi yang menekankan pada keunggulan biaya rendah (low cost), diferensiasi (differentiation), dan fokus (focus). Menurut Mahoney & Pandian (1992) dam D’Aveni (1994), strategi Porter tersebut adalah berjangka pendek dan statis. Menurutnya, sekarang ini keadaannya sudah sangat cepat berubah, maka yang diperlukan adalah strategi jangka panjang dan dinamis.Menurut Richard D’Aveni (1994:253) dan Gary Hamel (1994:232), perusahaan harus menekankan strategi yang memfokuskan pada pengembangan kompetensi inti (builing core competency), pengetahuan dan keunikan intangible asset untuk menciptakan keunggulan, dan hanya wirausahalah yang mampu mencari peluang secara kreatif dalam menciptakan keunggulan.

2.6.    KEBERHASILAN USAHA
Menurut Nasution dalam bukunya yang berjudul ”Pengembangan WirausahaBaru” (2001 : 15), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika danausahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputarandana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebutbertambah. Sedangkan menurut Anoraga (2002), Apapun pilihan usaha baru yangdiputuskan, untuk menjamin keberhasilan dalam usaha harus dilaksanakan persiapansecara matang yaitu dengan menyiapkan rencana usaha (Business Plan). Businessplan merupakan dokumen yang disiapkan sercara seksama yang menerangkanmengenai pola dari usaha yang akan digeluti, sasaran dari entrepreneur dan rencanatindakan untuk mencapai sasaran serta keberhasilan dalam usaha. Suatu rencanausaha biasanya disusun berdasarkan fungsi – fungsi operasional usaha, yaitu fungsipemasaran, produksi, keuangan dan fungsi ketenagaan atau sumber daya manusia.Secara garis besar seorang wirausahawan tentu akan memulai menyusun rencanadengan pertama – tama menyusun rencana pemasaran, kemudian rencana produksi,organisasi dan manajemen (yang berhubungan dengan personalia) dan rencanakeuangan.Strategi Untuk


Mempertinggi Kesempatan Sukses Usaha Baru
Berbagai buku mendefinisikan manajemen strategi dengan kata-kata yangberbeda. Diantaranya, menurut Nawawi (2003), manajemen strategi merupakanperencanaan strategi yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh(disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yangbersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secaraefektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasionaluntuk menghasilkan barang dan/atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengandiarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai sasaran organisasi.
Pengertian manajemen strategi begitu banyak didefenisikan, namun padadasarnya manajemen strategi merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuanmemiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi.Komponen pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-unsurnya yang terdiridari visi, misi, tujuan dan strategi utama organisasi. Sedangkan komponen keduaadalah perencanaan operasional dengan unsur-unsurnya, sasaran dan tujuanoperasional, pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa fungsi pengorganisasian,fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran,kebijaksanaan situsional, jaringan kerjainternal dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik.Melaksanakan Manajemen strategi berarti entrepreneur juga harus membuatperencanaan dalam bentuk formulasi bisnis secara matang. Resnik dalam Certo danPeter (1991) seperti dikutip I Putu Sugi Darmawan (2004), terdapat 10 formulasistrategi yang disarankan dirancang untuk mempertinggi kesempatan hidup dansukses sebuah usaha kecil.Adapun kesepuluh formulasi strategi tersebut adalah sebagai berikut :
1.    Menjadi objektif. Angan-angan sendiri tidak memiliki tempat di dalambangunan sebuah bisnis. Kejujuran, penilaian yang tenang dari kekuatan dankelemahan perusahaan dan keahlian bisnis serta manajemennya adalah hal yangmendasar.
2.    Membuat sederhana dan terfokus. Dalam usaha kecil, kesederhanaan adalahefektif. Usaha dan sumber daya, seharusnya dikonsentrasikan dimana dampakdan keuntungan adalah hal yang paling utama.Fokus pada pasar yang menguntungkan. Kelangsungan hidup dankeberhasilan usaha kecil oleh persediaan barang dan jasa khusus yangmenemukan keinginan dan kebutuhan dari pemilihan kelompok pelanggan.
3.    Mengembangkan rencana pemasaran. Usaha kecil harus memutuskanbagaimana untuk meraih dan menjual kepada pelanggan.
4.    Memanajemen tenaga kerja secara efektif. Kesuksesan usaha kecil tergantungpada bangunan, pengaturan dan motivasi sebuah tim pemenang.
5.    Membuat catatan keuangan yang jelas. Usaha kecil perlu untuk memilikicatatan asset, liabilitas, penjualan, biaya dan informasi akunting lainnya dalamurutan untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan.
6.    Tidak pernah menghambur-hamburkan kas. Kas adalah raja di dalam duniausaha kecil.
7.    Menghindari perangkap yang berulang-ulang dari pertumbuhan yang cepat.
8.    Usaha kecil harus hati-hati melakukan ekspansi.
9.    Mengerti seluruh fase bisnis. Pengendalian usaha kecil dan kemajuankeuntungan usaha kecil , tergantung pada pengertian yang lengkap dari seluruhfungsi bisnis.
10.    Merencanakan ke depan. Usaha kecil harus memformulasikan secarakritis dan menantang, pencapaian sasaran, tujuan dan mengubahnya menjadiaktifitas yang produktif.

Hambatan – Hambatan dalam Memasuki Industri
Menurut Peggy Lambing(2000: 95)Ada bebrapa hambatan untuk memasuki industri baru, yaitu :Sikap dan kebiasaan pelanggan. Loyalitas pelanggan kepadaperusahaan barumasih kurang sebaliknya, perusahaan yang sudah ada justru lebih bertahankarena telah lamam mngetahui sikap dan kebiasaan pelanggannya.Biaya perubahan. Yaitu biaya yang diperlukan untuk pelatihan kembali parakaryawan dan penggantian alat serta sistem yang lama.Respon dari pesaing yang secara agresif akan mempertahankan pangsa pasaryang ada.

2.7.    APA SAJA FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN USAHA?
Secara umum, faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan terhadap hasil yang dicapai meskipun telah dilakukan studi dan perhitungan secara benar dan sempurna adalah sebagai berikut:
1.    Data dan informasi tidak lengkap
Pada saat melakukan perencanaan, data dan informasi yang disajikan kurang lengkap sehingga hal-hal yang seharusnya menjadi penilaian tidak ada.
2.    Salah perhitungan
Kegagalan dapat pula terjadi karena salah dalam melakukan perhitungan, misalnya rumus atau cara menghitung yang digunakan salah sehingga hasil yang dikeluarkan tidak akurat.
3.    Pelaksanaan pekerjaan salah
Dalam hal ini, para pelaksana usaha (manjemen) di lapangan tidak mengerjakan usaha secara benar atau tidak sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan, kemungkinan usaha tersebut gagal sangat besar.
4.    Kondisi lingkungan
Misalnya saja, pada saat melakukan penelitian dan pengukuran semuanya sudah selesai dengan tepat dan benar, namun dalam perjalanannya terjadi perubahan lingkungan, seperti perubahan ekonomi, politik, hukum dan sosial, ataupun perilaku masyarakat.
5.    Unsur sengaja
Kegagalan yang sangat fatal disebabkan oleh adanya faktor kesengajaan. Artinya, karyawan sengaja membuat kesalahan yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dengan berbagai sebab.

BAB III
PENUTUP

3.1.    KESIMPULAN
Bagaimana cara dan apapun bidang/jenis usaha yang akan kita masuki pastilah memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk itu kita harus dapat menentukan bidang dan jenis usaha apa yang akan kita mulai, apakah kita mempunyai keahlian di bidang usaha yang akan kita masuki tersebut, agar tidak mengalami kejadian yang fatal dikemudian hari, yaitu usaha yang kita dirikan hancur atau berhenti begitu saja karena kita tidak memiliki kompetensi di bidang usaha yang kita mulai.
Kami dari seluruh anggota pemakalah, mengucapkan selamat dan semoga sukses bagi anda yang akan memulai karir dengan memasuki dunia usaha. Semoga makalah ini bisa dijadikan salah satu panduan untuk memulai karir anda.

3.2.    SARAN
Kami harap bagi pembaca bila menemukan kekeliruan atau kata yang mempunyain makna menyinggung ataupun salah dalam penerapan dalam kehidupan pembaca/bertentangan maka kami mohon maaf, karena kami pembuat makalah ini hanya ciptaan yang mungkin masih memilikin kekurangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar