MBU-MBU DOI
JAWA
Beberapa tahun
kemudian setelah raja
periode ke lima
yakni Raja Adi
Lambal/polambal menghilang dari Tano Bolukan maka
di perkirakan sudah
masuk pada abad
ke 16 atau
kira-kira di tahun
1525 ( 1530 )? Tano Bolukan
kedatangan tamu. Menurut
cerita tamu itu
datangnya dari jawa,
apakah dia seorang
ulama pembawa siar
ataukah Dia seorang
pedagang ? belum di
ketahui namun kenyataanya
tamu tersebut dapat
menyesuaikan dirinya dan
dapat di terima
dengan baik oleh Raja Empat. kempat
raja-raja kecil
yang saling bersaing
dapat didamaikan
dan dipersatukanya .
Maka dengan
suara bulat dan
mupakat, sang tamu
yang baik itu
diangkatlah menjadi
MUUMBU atau raja
untuk memimpin dan memerintah Tano Bolukan. Masyarakat
banggai menamakan orang
yang datang dari Tanah Jawa itu “
MUUMBU DOI JAWA”
artinya raja dari
jawa. Yang pada
akhirnya “muumbu doi
jawa” itu bergelar
“ Raja SAKA MUHAMMAD
ADI CAKRA “ atau
yang lebih dikenal dengan gelar
“ADI SOKO”
atau AJI SOKO.
tunggul yang masing-masing berwarna
merah di tambahkan
dengan warna putih
berselang-seling , sehingga warnanya
merah-putih-merah-putih-merah-putih
dan seterusnya 13
susun .
Untuk mempererat
hubungan dengan keempat
raja-raja kecil tersebut
salah satu langkah
yang ambil oleh
sang raja adi
cokro adalah dengan
mengawini putri raja
Singgolok dan raja
Bobulau karena hanya
mereka inilah yang
punya anak perempuan.
Putri dari Raja Singgolok bernama
putri “NURUSSAPA” sedangkan
putri dari Raja
Bobulau bernama putri
“NURUSYAH” .
Kedua putri
dari raja-raja di
jadikan permaisuri. beberapa
tahun lamanya atau
hanya kira-kira 20
tahun lamanya muumbu
doi jawa memerintah
dan membina tano
bolukan. dia mengajari
rakyatnya bercocok tanam ,
dasar-dasar ajaran agama
islam dan berbagai
ketrampilan yang berguna
untuk mereka . selama
itu tano bolukan
mengalami kedamaian dan
ketentraman padaaa masa
itu . sampai suatu
ketika Sang raja
menghendaki kepulanganya kembali
ke pulau tanah
jawa .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar