KEMBALINYA MBUMBU
(RAJA) KE JAWA
Berhubung misi
yang di bawah
oleh “Mumbu Doi Jawa”
telah sampai pada
waktunya dan berhasil
maka pada kira-kira
tahun 1545 bumbu
atau sang raja
memutuskan untuk kembali
ke tanah jawa
di kediri Kerajaan
“MATARAM” dan membawa
permaisrinya NURUSSIYAH, sedangkan
permaisurinya NURUSSAPA dalam
keadaan Hamil tua
dan tidak diikutkan, baginda raja
hanya meninggalkan pesan
bahwa apabila anak
yang ada di
kandunganya itu lahir
anak laki-laki, maka
pakaikanlah cincin ini
di jari manisnya
sebelah kanan, dan
kalau anak perempuan
yang lahir, pakaikanlah cicin
ini di jari
manisnya sebelah kiri.
Setelah berkata
demikian maka diserahkanlah sebentuk cincin
emas kepada istrinya
Nurussapa sebagai tanda
yang akan dipakaikan kepada anak
yang akan lahir
nanti.
Setelah berkemas
ditentukanlah hari
pemberangkatanya, dan tibalah
saatnya sang raja
berangkat kembali pulang
ke tanah jawa
bersama permaisuri putri
Nurussiyah.
Setelah berlalu
beberapa lama kembalinya
sang raja Adi
Cokro, tano bolukan
seolah menjadi sepi
karena tidak seperti
biasanya semasa Buumbu
dari jawa masih
berada di tenga-tengah rakyat
Bolukan, untuk sementara
tidak ada lagi
raja yang memegang
kembali tampuk pemerintahan tano
Bolukan. tidak ada
pesan dan kesan
kepada ke empat
raja kecil itu,
berupa mandat, atau
pelaksanaan struktur kerajaan
atau bagaimana dan
seterusnya. maka untuk
sementara kekuasaan kembali
seperti semula sebelum
kedatangan mbumbu doi jawa,
keempat raja kecil
kembali memerintah memimpin
tano bolukan secara
bersama-sama sampai kepada
suatu saat yang
tidak di tentukan.